Judul: Tafsir Alquran di Medsos: Mengaji Makna dan Rahasia Ayat Suci di Era Medsos
Penulis: Nadirsyah Hosen
Penerbit: Bentang Pustaka
ISBN: 978-602-2914-22-8
September 2017
293 halaman


Perkembangan teknologi kian pesat, pun dalam mengakses informasi, orang bisa hanya tinggal duduk -atau bahkan sambil tiduran- dengan gawainya lalu bisa mencari informasi yang dia perlukan. Di sisi lain, semangat umat Islam untuk lebih memperdalami agamanya pun terlihat begitu meningkat. Kedua hal ini bertemu hingga akhirnya tidak jarang orang mencari ilmu agama lewat internet, lewat sosial media, tidak lagi hanya melalui kajian atau majelis ilmu.

Sayangnya, pencarian informasi atau belajar agama melalui media sosial ini tentu tidak dapat menggantikan pembelajaran lewat tatap muka langsung. Selain itu, pembelajaran melalui media sosial pun harus sangat hati-hati karena perlu dipilah mana informasi yang tepat, mana informasi yang tidak tepat atau bahkan menyesatkan.

Media sosial semacam Twitter, Facebook, Instagram, dan YouTube menjadi sumber yang mudah diakses selain informasi yang beredar melalui WhatsApp Group ataupun Channel Telegram. Di satu sisi, kemudahan akses ini sangat membantu, beberapa Guru, Kiai, Ustadz yang jelas asal-usulnya, sanad belajarnya, rujukannya atau kitab yang digunakannya, menggunakan media sosial sebagai cara dakwahnya, ini tentu hal yang patut disyukuri dan diapresiasi. Tapi di sisi lain, tak jarang juga kita temui orang yang tidak jelas dari mana ia belajar, bahkan tidak memahami bahasa Arab tapi berlaga layaknya para Guru, "menafsirkan" isi ayat Al-Quran hanya melalui terjemahannya. Belum lagi kita temukan pula akun-akun anonim (banyak sekali tersebar di Instagram misalnya) yang mengunggah foto/video/informasi yang tidak tepat atau isi aslinya baik namun ditafsirkan begitu melenceng atau memotong video/informasi sehingga mengakibatkan pemahaman yang juga sepotong-sepotong.

Fenomena di media sosial ini lantas membuat Nadirsyah Hosen "turun gunung", Profesor yang mengajar di Monash University sekaligus Rois Syuriah Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Nahdlatul Ulama Australia dan New Zealand ini bersedia turun ke media sosial, mencoba meluruskan pemahaman atau penafsiran yang melenceng karena hanya berdasar pada terjemahan saja.

Gus Nadir -sapaan akrabnya- aktif menulis salah-satunya di website pribadinya, lantas mengumpulkan tulisan-tulisannya dan akhirnya dibukukan menjadi buku ini. Bahasanya tidak sulit dicerna, renyah, tidak njelimet untuk dibaca.

Buku ini terdiri dari lima bab. Bab pertama banyak mengulas bagaimana memahami Al-Quran, penjelasan singkat mengenai metodologi dalam tafsir Al-Quran, juga menuliskan mengenai beberapa kitab tafsir klasik dari berbagai golongan. Menariknya, tafsir dari kalangan Mu'tazilah dan Syiah pun ikut disinggung.

Bab kedua hingga kelima banyak diisi oleh tafsir ayat-ayat yang sempat ramai dibicarakan atau menjadi viral. Ia mengurainya dengan mengambil rujukan dari berbagai kitab tafsir, seringkali tidak hanya terjemahannya saja namun lengkap dengan lafazh Arabnya. Selain itu, ia juga menuliskan uraian singkat mengenai beberapa kitab tafsir, hadis, juga beberapa bagian dalam Al-Quran.

Sepakat atau tidak sepakat dengan isi uraian beliau tentu semua dikembalikan kepada kita selaku pembaca, bisa saja Anda tidak sepakat atau menolak apa yang diuraikan oleh beliau atau memiliki pandangan lain, tapi akan lebih menarik ketika pandangan lain atau bantahan itu juga bisa dituliskan dengan jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.

Bagi saya, buku ini menggambarkan bahwa Al-Quran tentu saja tidak eksklusif, dalam arti hanya bisa diakses oleh para Guru, Ulama, Syaikh, Ustadz, Kiai dan sebagainya. Al-Quran bisa diakses oleh siapapun, mutiara Al-Quran dapat diambil, dinikmati oleh siapapun, terlebih dipraktikkan atau diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dalam mengambil hukum dari ayat-ayat Al-Quran atau menafsirkannya, perlu menguasai atau memahami berbagai disiplin ilmu yang tidak sembarang orang bisa melakukannya. Mentok-mentok kita yang kurang ilmunya dapat membacanya dan mengambil pelajaran serta mentadabburi Al-Quran.